PENDAHULUAN
Beraneka ragam situasi yang menuntut
pengambilan keputusan senantiasa muncul dalam kehidupan sehari-hari dalam
organisasi maupun dalam masyarakat. Penggarapan setiap keputusan adalah
merupakan sebagian besar tugas dari seorang manajemen untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya perlu ditambahkan bahwa
intisari dalam pengambilan keputusan adalah perumusan alternatif tindakan dalam
menggarap situasi perusahaan yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat
antara beebrapa alternatif yang tersedia dalam mengevaluasi mengenai
keefektifan masing-masing sasaran atau tujuan yang hendak dicapai.
Riyanto (2001:4) mengemukakan bahwa
: Pembelanjaan
perusahaan dalam artian yang luas adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan
dengan usaha mendapatkan dan dan menggunakan atau mengalokasikan dana
tersebut, sedangkan pembelanjaan dalam artian yang sempit adalah
aktivitas yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja.
Prinsip
manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam
menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efesiensi dan
efektivitas. Dengan demikian maka pembelanjaan perusahaan atau manajemen
keuangan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi pembelanjaan.
Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi
perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun
dalam pemenuhan kebutuhan dana. Maka pada dasarnya dapat dikatakan bahwa
fungsi pembelanjaan dalam perusahaan meliputi fungsi pemenuhan kebutuhan dana
atau fungsi pendanaan.
Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien.
Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat
digunakan seefesien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan
inventasi atau rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana
meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga
harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar
perusahaan dapat memeperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan
syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya masing-masing sumber dana yang akan
dipilih, karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang
berbeda-beda.
PEMBAHASAAN
Pembelanjaan Perusahaan
Pembelanjaan
adalah sutau usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk
mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan
bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan. Jadi pada prinsipnya,
pembelanjaan itu menyangkut fungsi perusahaan yang berkaitan dengan pencarian
dan penggunaan dana secara efektif dan efisien.
Keputusan
tentang sumber dana yang paling baik dan bagaimana dana tersebut harus
digunakan, merupakan fungsi yang paling pokok bagi manajer keuangan atau
manajer pembelanjaan perusahaan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa manajer
keuangan itu bertanggung jawab baik mengumpulkan maupun mengeluarkan uang. Ia
harus mempunyai sejumlah dana untuk membeli dan membayar suatu rekening. Ia
juga harus dapat menilai beberapa alternatif sumber dana untuk menentukan salah
satu yang dianggap paling ekonomis.
Didalam perusahaan harus dipelihara adanya keseimbangan yang menguntungkan
untuk mendukung perkembangannya. Keseimbangan tersebut terjadi antara kekayaan
(aktiva lancar dan aktiva tetap) di satu pihak dengan utng dan modal (pasiva)
di lain pihak, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Keseimbangan
kuantitatif adalah keseimbanagan nilai rupiah atara kekayaan dengan utang dan
modal yang memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Sedangakan keseimbangan
kualitatif merupakan keseimbangan antara elemen-elemen kekayaan dengan
elemen-elemen utang dam modal perusahaan.
Penggunaan
Dana
Metode
penggolongan untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan
jangka pendek dan penggunaan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat
ditujukan sebagai aktiva lancar. Aktiva dapat diartikan sebagai elemen kekayaan
dan jangka pendek menunjukkan bahwa elemen-elemen tersebut diharapkan dapat
ditukarkan menjadi uang tunai/kas dalam jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun. Dana jangka pendek ini sangat penting kegiatan perusahaan sehari-hari,
sekaligus menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar.
Investasi
yang paling besar dalam perusahaan pada umumnya berbentuk aktiva tetap yang
merupakan investasi jangka panjang. Ini berarti bahwa penggunaan jangka panjang
tersebut meliputi elemen-elemen yang tidak dapat ditukarkan dalam bentuk kas
selama periode satu tahun, seperti tanah, pabrik, dan peralatan.
Penggunaan
Dana Jangka Pendek
1.
Kas
Sejumlah
dana yang ada dalam perusahaan diwujudkan dalam bentuk kas, terutama untuk
membayar gaji dan rekening-rekening lainnya. Dari sejumlah kas yang dipegang
oleh manajer, tidak selruhnya berwujud uang tunai, tetapi berwujud cek yang
setiap saat dapat diuangkan di bank.
Dalam
pengelolaan kas terdapat suatu prinsip umum yang harus dipegang oleh manajer.
Prinsip tersebut adalah meminimumkan jumlah kas yang diperlukan untuk kegiatan
perusahaan dan memaksimumkan jumlah dana untuk investasi yang dapat
menghasilkan bunga. Tugas manajer keuangan yaitu mengetahui aliran kas dan
anggaran kas. Manajer keuangan bertanggung jawab membuat kepastian bahwa kas
selalu tersedia bilaman diperlukan dan memanfaatkan kas untuk memaksimumkan
pendapatan bunga.
2.
Surat-surat Berharga
Manajer
keuangan yang sedang memelihara keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas
mempunyai alternatif untuk cenderung memegang jumlah kas yang lebih besar, ia
dapat menginvestasikan kas tersebut ke dalam surat-surat berharga yang dapat
mengfashilkan bunga. Salah astu jenis surat berharga yang banyak beredar di
Indonesia adalah sertifikat deposito (certificates of deposit). Sertifikat
deposito merupakan tanda bukti kewajiban membayar yang dikeluarkan oleh bank
komersial. Jumlah uang dan jangka jatuh temponya berbeda-beda.
3.
Piutang
Untuk
mempertahankan pembeli-pembeli yang ada dan untuk menarik pembeli baru, banyak
perusahaan yang memberikan atau mengenakan pembayaran secara kredit kepada
mereka. Jadi, bagi perusahaan piutang ini sering terjadi dari adanya penjualan
kredit kepda pembeli yang jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh aktiva.
4.
Persediaan
Bagi
perusahaan yang memelihara sejumlah persediaan barang untuk memenuhi permintaan
pembeli secara cepat, harus mempunyai sejumlah investasi di situ. Investasi
tersebut dapat dilakukan secara terus menerus dalam bentuk persediaan bahan,
persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi dan persediaan barang
jadi.
Penggunaan
Dana Jangka Panjang
Untuk
perusahaan manufaktur, sebagaian besar investasinya pada umumnya diwujudkan
dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Ini diperlukan untuk mengolah bahan
menjadi produk jadi. Aktiva tetap tersebut dapat berupa :
1. Tanah yang dimiliki oleh
perusahaan merupakan aktiva tetap dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Luas
tanah ini tidaka akan berpengaruh pada pajak pendapatan meskipun dapat dikenai
dengan pajak yang lain.
2. Bangunan yang dimiliki oleh
perusahaan harus ditentukan umurnya. Kemudiaan perusahaan harus menyisihkan
sejumlah dana setiap tahun dari penghasilannya. Pada saat bangunan tersebut
habis umurnya, perusahaan dapat membeli bangunan baru yang sama dengan
menggunakan dana yang sudah berkumpul sekian tahun.
3. Peralatan yang dimiliki
peruashaan berupa mesin, alat angkut, dan peralatan lainnya yang dipakai dalam
produksi. Semua peralatan tersebut juga perlu disusut karena daya gunanya
semakin lama semakin berkurang dan penyusutan ini akan berpengaruh pula pada
pembayaran pajak pendapatan.
Analisis
Investasi Aktiva
Tetap
Setiap
investasi dana perusahaan ke dalam aktiva tetap memerlukan suatu analisis.
Analisis tersebut bertujuan melihat apakah investasi itu dapat memberi
kontribusi yang cukup baik terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Terdapat tiga
metode analisis investasi yaitu :
a. Metode net present value (NPV)
b. Metode internal rate of return
(IRR)
c. Metode pay off period (POP)
Dua
metode pertama, net present value dan internal rate of return mengukur
efisiensi investasi dai aspek penggunaan uang, sedang metode ketiga, pay off
period mengukur efisiensi dari aspek waktu.
Metode
net present value dan internal rate of return dalam penerapannya dipakai konsep
time value of money. Konsep bunga berbunga dari uang yang ditanamkan merupakan
basis dari masalah time value of money ini.
Berdasarkan
konsep berbunga ini, bila waktu berjalan nilai uang akan semakin bertambah.
Sebagai contoh, kita mempunyai uang Rp 100.000,00 bila tingkat bunga sebesar
15% per tahun, maka nilai uang setahun mendatang akan menjadi sebesar Rp
115.000,00 pada tahun kedua nilai uang itu akan menjadi Rp 132.250,00.
Masalah
time value of money dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
:
a. Nilai uang pada saat ini
(present value)
b. Nilai uang yang akan dating
c. Tingkat bunga (tingkat of
return)
Sumber
Dana
Jika ditinjau dari asalanya, sumber
dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
1. Berasal dari dalam perusahaan.
Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam perusahaan ini disebut pembelanjaan
intern, yang meliputi :
• Penggunaan laba perusahaan
• Penggunaan cadangan
• Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Berasal dari luar perusahaan.
Pembelanjaan dengan sumber dana dari luar perusahaan ini disebut pembelanjaan
ekstern, yang meliputi :
• Dana dari pemilik. Dana ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk saham dan pembelanjaannya disebut pembelanjaan
sendiri.
• Dana dari utang/pinjaman yang
dapat berupa utng jangka pendek dan utang jangka panjang.
Pemilihan Sumber Dana
Ada
dua sumber dana yaitu dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Berikut
beberapa kelebihan dan kelemahan dari kedua sumber dana tersebut.
• Dari dalam perusahaan
Kebaikan :
1. Dapat digunakan sewaktu-waktu
2. Tidak ada kewajiban membayar
bunga
3. Tidak ada kewajiban
mengembalikan
Kelemahan :
1. Jumlah dana sangat terbatas
2. Perusahaan dihadapkan pada
pilihan untuk digunakan sendiri atau digunakan untuk hal lain yang lebih
menguntungkan
• Dari luar perusahaan
Kebaikan :
1. Jumlah dana tidak terbatas
2. Dapat diperoleh dari berbagai
sumber
3. Bersifat fleksibel
Kelemahan :
1. Perusahaan dikenakan beban utang
dan dividen untuk saham
2. Ada kewajiban untuk
mengembalikan utang
Masalah
pemilihan sumber dana yang harus diatasi oleh perusahaan adalah mngusahakan
keseimbangan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Beberapa alternatif yang
dapat dipilih adalah :
1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan
menjual saham
3. Menggunakan dan ekstern dengan
mencari pinjaman/kredit
4. Menggunakan dana ekstern dengan
menjual saham dan mencari pinjaman
5. Menggunakan dana intern dan
ekstern
Sumber
Dana Intern
Cara
yang paling mudah memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara
mengambil dana yang sudah tersedia di perusahaan. Tetapi dana intern ini
biasanya sangat terbatas. Jika digunakan sendiri kurang menguntungkan, dana
intern ini dapat diinvestasikan pada sektor mlain seperti pembelian saham atau
obligasi dari perusahaan lain.
Apabila
perusahaan menghadapi masalah seperti itu, pemecahannya dapat dilakukan dengan
menggunakan prinsip opportunity cost yaitu dengan memberikan beban bunga pada
dana milik sendiri yang dipakai sendiri.
Sumber Dana Ekstern
Pada
umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1.
Kredit jangka pendek
adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Termasuk kredit
jangka pendek ini adalah :
•
Kredit rekening Koran
•
Kredit belening
•
Kredit wesel
•
Kredit penjual
•
Kredit pembeli
•
Aksep
2.
Kredit jangka panjang
adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kredit
jangka panjang :
•
Hipotik
•
Obligasi
•
Kredit bank
•
Kredit dari negara lain
Optimisasi
Modal
Sebagai
pedoman untuk menentukan batas waktu antara kredit jangka pendek dengan kredit
jangka panjang adalah periode satu tahun. Untuk menentukan apakah sebaiknya
mengambil kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang, perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
1.
Bunga kredit jangka
pendek
Biasanya,
beban bunga kredit jangka pendek ini lebih besar daripada beban bunga kredit
jangka panjang
2.
Bunga kredit jangka
panjang
3.
Bunga simpanan bank ini
merupakan bunga yang diterima oleh seseorang apabila ia menyimpankan uangnya di
bank
4.
Jangka waktu pemakaian
modal Jangka
waktu pemakaian modal ini bisa dalam beberapa bulan atau bias lebih dari satu
tahun
5.
Jangka kritis
Yang
dimaksud dengan jangka kritis adalah jangka waktu di mana penggunaan modal
asing jangka pendek biasanya (beban bunganya) sama besar dengan apabila
preusahaan menggunakan modal asing jangka panjang
Adapun
kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah menggunakan kredit jangka
pendek atau kredit jangka panjang ada dua macam yaitu :
a. Jangka kritis
b. Beban bunga
Dari
segi beban bunga manakah yang lebih rendah, itulah yang dipakai. Dan harus
dihitung pula pemanfaatan modal atau simpanan yang diterima dari modal yang
tidak digunakan sejak berakhirnya jangka waktu penggunaan sampai dengan
berakhirnya masa kredit.
Kredit Lembaga Keuangan
Kredit
yang diajukan oleh perusahaan akan disetujui apabila perusahaan tersebut
dianggap “layak” untuk diberi. Hal ini harus dibuktikan dengan suatu studi
kelayakan (feasibility study) dan syarat-syarat lain yang biasa disebut dengan
4 C, yaitu :
1.
Capital
Capital
atau modal ini merupakan salah astu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Untuk mendapatkan kredit perusahaan sekurang-kurangnya harus memiliki modal sebesar
25% dari jumlah kredit.
2.
Capability
Capability
ini merupakan kemampuan perusahaan untuk mengangsur atau mengembalikan pinjaman
dan membayar bunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan neraca perusahaan.
3. Collateral
Collateral
ini merupakan syarat di mana setiap kredit yang diterima perusahaan harus
dijamin dengan harta tetap sekurang-kurangnya bernilai 150% dari jumlah kredit.
4. Character
Character
ini dimaksudkan sebagai sifat pimpinan perusahaan karena dialah yang
bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit.
Kredit Kelayakan
Kredit
ini tidak harus dijamin dengan harta tetap, cukup dengan surat perintah kerja
(SPK) dari pemberi kerja (bouwher). Besarnya kredit sangat terbatas, yaitu 30%
dari kontrak kerja yang ditandatangani.
Likuiditas Dan Solvabilitas
1.
Likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Pada pokoknya, kewajiban-kewajiban
yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua macam, yaitu :
a. Mampu membayar utang-utangnya
pada setiap saat ditagih. Kemampuan ini disebut likuiditas badan usaha
b. Mampu membiayai operasi
perusahaan sehari-hari. Kemampuan ini disebut likuiditas perusahaan
Untuk
menentukan likuiditas dapatlah digunakan dua rumus berikut, dengan mencari
current ratio dan quick ratio.
Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar
: Utang Lancar
Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar –
persediaan : Utang Lancar
Aktiva lancar adalah
aktiva/kekayaan peruashaan yang dapat dengan segera dicairkan dalam
bentuk uang tunai. Termasuk dalam
kategori aktiva lancar ini :
• Kas
• Bank
• Surat-surat berharga
• Piutang
• Persediaan barang
Utang
lancar adalah semua utang jangka pendek perusahaan. Tujuan dari quick ratio
adalah untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dapat dengan cepat dicairkan dalam
bentuk uang tunai.
3.
Solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat perusahaan
dilikuidasi/dibubarkan. Untuk menentukan solvabilitas dapatlah digunakan rumus
sebagai berikut :
Solvabilitas = Total Aktiva : Total
Utang
Utang
perusahaan yang dimasukkan dalam rumus tersebut meliputi baik utang jangka
pendek (utang lancar) maupun utang jangka panjang. Sedangkan total aktiva
adalah semua kekayaan perusahaan, meliputi aktiva lancar dan aktiva tetap. Ini
dapat dilihat dalam neraca sisi debet.
Apabila
perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya pada saat dibubarkan, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sedangkan kalau perusahaan tidak
mampu memenuhinya, dikatakan insolvabel.
Dengan
demikian, ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas, perusahaan mempunyai
beberapa kemungkinan :
a. Solvable – likuid
b. Insovabel – likuid
c. Solvabel – illikuid
d. Insolvabel – illikuid
Rentabilitas
Secara umum, rentabilitas ini dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan
laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ini dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan
tentang financial leverage, yaitu masalah apakah di dalam memenuhi kebutuhan
dana perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit) ataukah modal sendiri.
Ada dua macam rentabilitas, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas
ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal,
baik modal asing maupu modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
2.
Rentabilitas Modal
Rentabilitas
modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal
sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat
erat dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa
kriteria yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan itu adalah :
a. Apabila rentabilitas ekonomis
lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik menggunakan modal sendiri,
sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila
digunakan modal asing.
b. Apabila rentabilitas ekonomis
lebih besar disbanding dengan tingkat bunga modal asing, maka lebih baik
digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar
dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.
Pasar Surat-Surat Berharga Dan
Pasar Modal
1. Saham
Saham
merupakan tanda penyertaan di dalam perusahaan. Saham perusahaan ini dapat
dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu :
a.
Saham Biasa (Common
Stock)
Saham
biasa merupakan bentuk pemilikan tanpa hak istimewa. Artinya, para pemilik akan
memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk dividen) hanya apabila perusahaan
memperoleh laba.
b.
Saham Preferen
(Preferred Stock)
Saham
preferen atau saham dengan preferensi ini merupakan bentuk pemilikan dengan hak
istimewa. Hak istimewa yang ada pada pemegang saham preferen ini adalah :
• Pembagian dividen yang
didahulukan
• Pembagian dividen kumulatif
• Pembagian kekayaan yang
didahulukan
Di
samping hak-hak istimewa tersebut, saham preferen ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahannya adalah bahwa para pemegangnya tidak memiliki hak suara di dalam
rapat pemegang asham, yang biasanya diadakan paling sedikit sekali setiap
tahun.
Obligasi
Secara
formal obligasi merupakan surat perjanjian utang yang sengaja dikeluarkan oleh
perusahaan sebagai salah satu sumber dan ekstern. Adapun sifat-sifat dari
obligasi ini adalah :
• Dapat diperjual-belikan
• Terdapat kewajiban untuk
mnembalikan pokok pinjamannya
• Terdapat kewajiban untuk membayar
bunga
• Terdapat jangka waktu yang pasti
Jenis-jenis obligasi
1. Sesuai dengan pihak yang
mengeluarkan
a. Obligasi umum, yaitu obligasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah
b. Obligasi perusahaan, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan umum,
perusahaan jawatan, dan perseroan terbatas
2. Sesuai dengan karakter jaminan
a. Obligasi tanpa jaminan, seperti
income bond dan debenture bond
b. Obligasi dengan jaminan, jaminan yang bias dipakai di sini antara lain :
saham, piutang, rumah, tanah, mesin dll
Selain jenis-jenis obligasi
tersebut, masih ada jenis yang lain, yaitu :
a. Coupon bond
b. Registered bond
c. Callable bond
d. Convertible bond
Pasar Modal
Sesuai
dengan sifatnya, saham dan obligasi diperjual-belikan. Perusahaan-perusahaan
yang menjual saham dan obligasi kepada masyrakat (going public), harus memenuhi
beberapa persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Salah satu syaratnya adalah
perusahaan yang bersangkutan tidak boleh menjual surat berharga langsung kepada
masyarakat, akan tetapi harus melalui lembaga perantara. Lembaga perantara yang
ditunjuk adalah PT. Danareksa. PT. Danareksa ini bertugas mengedarkan dan
memasarkan saham-saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Daftar pustaka